Ibu kota Korea Selatan yaitu Seoul terlihat sudah sangat modern dengan bangunan-bangunan tinggi yang menjulang dan futuristik. Meskipun demikian, di tengah pusat kota tersebut Anda juga masih bisa menemukan sisi tradisional dari Korea Selatan. Tempat tersebut bernama Bukchon Hanok Village yang merupakan desa rumah tradisional peninggalan Dinasti Joseon kala itu. Kini rumah tradisional tersebut sudah beralih fungsi menjadi hal lainnya. Jika Anda penasaran, yuk simak lebih lanjut artikel di bawah ini!
sumber: istock
Bukchon Hanok Village
Bukchon Hanok Village merupakan desa tradisional yang secara harafiah disebut sebagai “desa utara” karena terletak di bagian utara kota Seoul. Berbicara mengenai akar budaya dan tradisi tempat ini semua bermula sekitar 600 tahun yang lalu tepatnya pada era Dinasti Joseon (1392 – 1897). Kala itu, Bukchon Hanok Village menjadi tempat tinggal para bangsawan Korea Selatan dan keluarganya. Letaknya yang berada di antara dua istana yaitu Istana Gyeongbokgung dan Istana Changdeokgung menjadi alasan lokasi ini sebagai tempat tinggal mereka. Selain itu, terdapat juga Kuil Jongmyo yang mengapit di antaranya.
Saat ini, rumah tradisional yang berusia ratusan tahun tersebut masih terawat dengan baik. Kebanyakan rumah Hanok tersebut difungsikan sebagai kawasan wisata seperti pusat kebudayaan, penginapan, kedai teh dan lainnya. Namun, tidak semua daerah di desa ini dijadikan kawasan wisata saja. Melainkan juga terdapat beberapa daerah di Bukchon Hanok Village ini yang masih difungsikan sebagai tempat pemukiman pada umumnya.
Baca Juga: “Kue Ikan Korea: Jajanan Manis Khas Korea Yang Unik”
Sejarah Bukchon Hanok Village
Bukchon Hanok Village ini sendiri cukup luas untuk sebuah pemukiman para bangsawan kala itu. Sehingga di dalam desa ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Wonseo-dong, Jae-dong, Gye-dong, Gahoe-dong, dan Insa-dong. Kelima bagian tersebut menjadi kawasan permukiman para pejabat tinggi, bangsawan dan keluarganya pada masa Dinasti Joseon.
Namun, kejayaan tempat ini sebagai kawasan elit harus berakhir pada akhir Dinasti Joseon. Alasan sosial ekonomi dan tingginya arus urbanisasi membuat tanah yang ada di daerah ini terbagi menjadi bangunan-bangunan kecil. Sejumlah Hanok pun sempat dirobohkan. Perubahan kondisi ekonomi sosial membuat masyarakat biasa dapat menempati rumah di desa ini. Bahkan Bukchon Hanok Village yang terkenal sebagai tempat tinggal bangsawan kala itu dikaitkan dengan tempat tinggal bagi orang yang tidak mampu setelahnya.
Bangunan hanok banyak dirobohkan kala itu karena orang yang berbondong-bondong pindah ke apartemen yang berada di pusat kota. Beberapa bangunan tersebut juga harus dirobohkan untuk pembangunan jalan dan lain sebagainya. Namun, karena adanya undang-undang yang ketat dan upaya konservasi desa ini berhasil membuat Bukchon Hanok Village ini masih tetap berdiri. Meskipun saat ini hanya ada sekitar 900 rumah Hanok saja yang berdiri. Namun, angka tersebut masih tergolong banyak untuk sebuah situs konservasi rumah adat tradisional.
Baca Juga: “Baju Tradisional Korea: Sejarah dan Perkembangan dari Hanbok”
Destinasi Wisata Tradisional di Tengah Kota
Sekarang ini, Bukchon Hanok Village menjadi salah satu destinasi wisata populer di Korea Selatan. Sisi tradisional desa ini justru menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan terutama untuk kaum muda. Tempat ini sering menjadi tempat foto “wajib” bagi siapapun yang berkunjung ke Korea Selatan untuk berlibur.
Sebagai sebuah tempat wisata, Bukchon Hanok Village ini memiliki fasilitas tempat wisata yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Di dalamnya terdapat kafe, restoran, galeri seni, butik kelas atas, dan masih banyak lainnya. Selain itu, juga terdapat museum budaya dan workshop para pengrajin yang mempraktikkan kerajinan tradisional. Hal tersebut membuat kekayaan tradisi sejarah di distrik ini masih tetap lestari. Tempat ini secara tidak langsung dapat membawa Anda kembali ke masa di era Dinasti Joseon kala itu meskipun sekarang ini Kita berada di tengah-tengah modernisasi.
Baca Juga: “Menilik Lebih Dalam Mengenai Silsilah Kerajaan Inggris”
Informasi Wisata ke Bukchon Hanok Village
Jika Anda berlibur ke Korea Selatan dan ingin mengunjungi tempat ini, berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan:
Jam Buka
Senin – Sabtu (10 AM – 5 PM KST)
Minggu (Tutup)
Kawasan Wisata
Jalan sepanjang 100 meter di Bukchon-ro 11-gil selebihnya merupakan pemukiman warga sehingga tidak boleh berisik dan berfoto di depannya.
Biaya
Biaya untuk masuk adalah gratis.
Website
Jika membutuhkan informasi lebih lanjut dapat langsung mengunjungi situs resmi mereka di hanok.seoul.go.kr
Baca Juga: “7 Snack Korea yang Wajib Anda Coba dan Beli di Korea Selatan!”
Ingin Berwisata ke Bukchon Hanok Village? Mediamaz Siap Membantu Anda!
Apakah Anda ingin berkunjung ke salah satu tempat konservasi rumah tradisional di Korea Selatan yaitu Bukchon Hanok Village? Jika iya, tentu harus menyiapkan beberapa dokumen yang Anda butuhkan untuk perjalanan tersebut. Hal seperti paspor dan visa harus Anda persiapkan dengan baik jika ingin berangkat berlibur ke tempat tersebut. Visa merupakan dokumen wajib yang harus Anda sertakan jika ingin bepergian ke luar negeri sebagai surat izin masuk ke suatu negara. Tanpa adanya visa, Anda tidak dapat masuk ke negara tersebut atau termasuk dengan tindakan ilegal. Maka dari itu, pengurusan Visa harus Anda lakukan di tempat yang tepat.
Mediamaz Translation Service sebagai perusahaan penerjemah yang tidak hanya menyediakan jasa penerjemah dokumen, legalisasi serta proofreading juga menyediakan layanan jasa visa luar negeri. Sehingga bagi Anda yang membutuhkan jasa pengurusan visa tersebut, bisa langsung menghubungi kami di nomor Whatsapp 082123335003 atau mengunjungi website kami di sini. Mediamaz TS akan memberikan pelayanan terbaik untuk Anda tentunya karena kepuasan pelanggan adalah tujuan utama kami.
Baca Juga: “Kampus Suho EXO! Berikut Info Beasiswa Universitas Kyung Hee”