Dalam industri penerbitan, ada salah satu profesi yang cukup vital. Karena seorang korektor harus menyelesaikan beberapa tahapan akhir sebelum akhirnya sebuah tulisan atau dokumen di publish. Karena korektor harus mengoreksi ulang penataan kalimat dan memperbaiki kesalahan penulisan.[1]
Apakah proses proofreading hanya dapat dilakukan oleh seorang profesional? Apakah pemula dapat mencobanya juga? Silahkan simak penjelasan berikut untuk menemukan jawabannya![1]
Apa Definisi Proofreading?
Secara umum, proofreading adalah proses pemeriksaan teks secara cermat dan menyeluruh sebelum dipublikasikan, dengan tujuan utama mengidentifikasi kesalahan penulis.[1]
Contoh kesalahan yang dimaksud seperti : salah ketik, inkonsistensi, salah format, tanda baca, dan masalah lain yang terkait dengan teks. Proofreading adalah kegiatan menyempurnakan, bukan dengan mengubah struktur tulisan atau bahasanya.[1]
Membaca ulang ini dilakukan dengan salinan teks, yang kemudian dikoreksi. Namun, beberapa korektor profesional memeriksa teks digital dan membutuhkan aplikasi seperti Microsoft Word atau Google Documents.[1]
Perbedaan Proofreading dan Editing
Setelah mempelajari apa itu proofreading, yang merupakan proses memperbaiki teks yang salah, pahami perbedaan antara proofreading dan editing. Bagaimana dengan edit? Apakah keduanya merupakan aktivitas yang sama atau berbeda? Berikut adalah perbedaan yang harus Anda ketahui antara proofreading dan editing:[1]
Kegiatan penyuntingan bertujuan untuk meningkatkan kualitas naskah sehingga lebih sempurna. Misalnya, membuat struktur tulisan yang baik dan enak dibaca adalah contoh, sedangkan proofreading adalah proses mengoreksi kesalahan atau kesalahan yang terlihat baik di permukaan maupun di luar. Misalnya, kesalahan huruf dan tata bahasa.[1]
Dengan mengedit naskah, isi menjadi lebih mudah dipahami dan dicerna pembaca. Sedangkan proofreading berarti membuat naskah agar terlihat benar dan jelas tanpa mengubah strukturnya, serta berarti mengubah struktur dan bahasa konten atau teks lainnya.[1]
Alasan Mengapa Proofreading Penting
Ada beberapa alasan mengapa kegiatan cross checking ini sangat penting:[1]
1. Meminimalkan kesalahan pembaca
Alasan pertama untuk melakukan proofreading adalah agar pembaca tidak salah. Sangat mungkin bahwa penulis melakukan kesalahan tata bahasa atau gramatika ketika mereka menulis teks yang banyak. Kesalahan-kesalahan ini membuat pembaca salah memahami tulisan tersebut.
Oleh karena itu, kegiatan membaca ulang diperlukan untuk mengurangi kesalahan sehingga naskah tulisan tidak memiliki banyak kesalahan dan menjadi lebih netral.
2. Membuat Tulisan Menjadi Lebih Berkualitas
Baik naskah, teks, ataupun artikel membutuhkan kegiatan koreksi ulang. Alasannya ialah untuk membuat tulisan menjadi lebih berkualitas dan sesuai dengan kaidahnya. Ketelitian dalam menyunting kalimat membuat pekerjaan ini harus dikerjakan oleh manusia dan bukan mesin atau teknologi kecerdasan buatan.
Hal tersebut terjadi karena manusia memiliki logika dan akal, sehingga lebih mengetahui struktur mana yang perlu mendapat perbaikan. Setidaknya melalui proses tersebut, tulisan yang berantakan bisa lebih rapi dan bagus.
4. Menjadi Bukti Kepedulian Penulis
Proofreading adalah bukti bahwa seorang penulis memiliki kepedulian pada pembaca, baik itu untuk editor maupun masyarakat. Sebab, meski sudah menulis bertahun-tahun, namun tidak menutup kemungkinan bahwa penulis akan tetap melakukan kesalahan.
Cara Melakukan Proofreading
Keterampilan proofreading merupakan pengetahuan penting yang harus diketahui oleh orang-orang yang memiliki pekerjaan menulis atau mereka yang suka menulis. Bukan hanya laporan bagus tetapi juga artikel, ulasan, berita, dan artikel lainnya. Berikut beberapa tip untuk mengoreksi atau mengoreksi:[1]
1. Jeda membaca teks
Berfokus pada proofreading adalah poin utama yang perlu kamu terapkan. Karena banyaknya artikel yang harus diedit, pasti membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikannya. Jadi berhentilah membaca ulang kata-kata yang sama.
Istirahatlah sampai energi mu kembali normal. Idealnya, kamu harus menunggu satu atau dua hari sebelum melanjutkan. Namun, jika memiliki tenggat waktu yang ketat, jadwalkan istirahat setidaknya 30-60 menit untuk membantu melatih fokus.
2. Cetak dengan benar dan gunakan pintasan numerik
Cara proofreading berikutnya adalah mencetak koreksi dan periksa formatnya dan pastikan semua dokumen mematuhi peraturan.
Selain itu, kamu juga dapat menggunakan pintasan nomor. Bahkan setelah mengatur seluruh teks, perangkat lunak pengolah kata masih dapat meningkatkan penulisan secara efektif. Jalankan pemeriksaan ejaan, namun jangan hanya mengandalkan komputer untuk mendeteksi setiap kesalahan yang muncul dalam teks.
kalau kamu melihat ada kesalahan ejaan, kapitalisasi tidak konsisten, atau perubahan pada kata bahasa Inggris, kamu dapat menggunakan fitur Temukan dan Ganti. Kedua alat ini dapat membantu mu memperbaiki kesalahan yang sama di semua dokumen.
3. Belajar dari kesalahan yang berulang
Semakin sering kamu melihat kesalahan ejaan dalam dokumen, semakin mudah bagi mu untuk belajar dari kesalahan yang berulang. Dengan cara ini kamu dapat menghindarinya saat memeriksa dokumen nanti. Mengetahui apa saja yang perlu kamu perhatikan dapat meringankan beban kerja. Kamu harus jeli menemukan kesalahan baik dalam skala kecil maupun besar.
4. Gunakan jasaproofreading
Kalau kamu tidak yakin dengan skill kemampuan proofreading mu, mungkin kamu bisa menyewa jasa profesional untuk membantu mu untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan layanan ini kamu akan mendapatkan hasil yang memuaskan dengan kualitas terbaik.